Oleh Nanang Fitrianto
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hy! Teman, lo mau tau ya bahwa alinea itu mungkin harus bagus agar tulisan kita jadi bagus dan mempunyai dua persyaratan saja. Lo bisa kok buat alinea yang bagus, gw yakin. Semangat ok!!! Tulisan di bawah ini bergaya formal. Mungkin bahasanya agar lugas dan tidak bertele-tele / berpanjang-panjang. Ok, selamat menikmati penjelasan di bawah ini ok! (sebelumnya baca bismillaahirrohmaanirrohiim dulu biar saat kita belajar, kita mendapat berkah oleh Allah SWT, amin).
Persyaratan Alinea
(1)Kesatuan Alinea
Sebuah alinea dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam alinea hanya membicarakan satu ide pokok. Apabila dalam sebuah alinea terdapat kalimat yang menyimpang dati masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam alinea itu mempunyai lebih dari satu ide. Perhatikan alinea di bawah ini.
Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia. Sebelum menjadi guru, saya mempelajari bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh. Pekerjaan sehari-hari Clinton adalah presiden Amerika. Melalui perjuangannya. Clinton berhasil menjadi Presiden Amerika. Clinton termasuk presiden Amerika yang populer. Amerika adalah negara kaya. Di Amerika perkembangan ilmu pengetahuan maju pesat. Semua bahasa dipelajari untuk kepentingan politik Amerika, termasuk bahasa Indonesia. Pernah terlintas di benak saya, satu hari nanti mungkin saya akan menjadi guru bahasa Indonesia di Amerika sana.
Jika dibaca sekilas, tidak tampak adanya kesalahan dalam alinea di atas. Akan tetapi, jika dibaca lebih mendalam, akan terasa topik alinea itu lebih dari satu. Kondisi itu membuat pembaca sulit menangkap ide pokok alinea.
Dalam alinea itu ada tiga ide yang potensial untuk dikembangkan: *1) saya sebagai guru bahasa Indonesia, *2) Clinton sebagai Presiden Amerika, dan *3) Amerika adalah negara kaya. Selain itu, tidak seluruh kalimat penjelas mendukung ide pokok, misalnya kalimat *2) sebelum menjadi guru, saya mempelajari bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh. Jika dilihat dari maksud utama penulisnya, yaitu hendak menjelaskan kedudukannya sebagai guru tersebut, maka ”usaha yang sungguh-sungguh” tidak relevan diungkapkan dalam konteks tersebut. Perhatikan perbaikan alinea yang salah itu menjadi tiga alinea berikut, dan resapilah kesatuan ide dalam setiap alinea.
Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak hanya diajarkan di Indonesia, tetapi juga di mancanegara termasuk Amerika. Pernah terlintas di benak saya, satu hari nanti mungkin saya akan menjadi guru bahasa Indonesia di Amerika sana.
Pekerjaan sehari-hari Clinton adalah Presiden Amerika. Jabatan itu diperolehnya melalui perjuangan yang gigih. Clintoh terasuk Presiden Amerika yang populer.
Amerika adalah negara kaya. Di Amerika perkembangan ilmu pengetahuan maju pesat. Di sana, semua bahasa yang besar termasuk bahasa Indonesia dipelajari untuk kepentingan politik Amerika.
(2)Kepaduan Alinea
Sebagaimana perluanya kepaduan dlam kalimat egektif, dalam alinea juga mutlak diperlukan atau koheetensi. Kepaduian alinea akan terwujudjika aliran kalimat dalam alinea berjalan mulus dan lancar serta logis. Untuk itu, repetisi kata dan frasa jasa kata ganti, kata dan frasa penghubung dapat dimanfaatkan untuk memadukan alinea. Inilah contoh alinea yang dibentuk dengan repetiai kata dan frasa.
Pengulangan kata atau frasa seperti yang dicontohkan di atas tidak boleh terlalu sering dilakukan karena dapat menimbulkan rasa bosan dan jenuh pada pembaca. Repetisi nama orang, misalnya, hendaklah diselingi dengan kata ganti atau dengan frasa. Perhatikan contoh alinea di bawah ini.
Salah satu presiden yang unik dan nyentrik di dunia ini adalah Abdurrahman Wahid. Beliau dapat terpilih menjadi presiden walaupun mempunyyai penglihatan yang tidak sempurna, bahkan dapat dikatakan nyaris bura. Presiden ke-4 republik Indonesia ini di awal masa jabatannya terlalu sering melakukan kunkjungan ke luar negeri sehingga mengundang kritik pedas terutama dari lawan politiknya. Kyai dari Jawa Timur ini juga seting mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dan inkonsisten,. Akibatnya mantan ketua PBNU ini seting diminta untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, Gusdur tetap pada prinsipnya dan bergeming menghadapi semua itu.
Selain dengan repetisi dan kata ganti, kepaduan alina dapat dijalin dengan kata atau frasa penghubung. Dalam peranannya sebagai penghubung, ada beberapa kata dan frasa penghubung yang dapat dipakai untuk berbagai maksud. Tabel di bawa ini memuat senarai kata dan frasa penghubung kalimat dalam alinea beserta fungsinya masing-masing.
Tabel 14
Senarai kata dan frasa penghubung
Sebagai pengait alinea
Fungsi Contoh Kata dan Frasa
Menyatakan hubungan:
a) akibat/hasil Akibatnya, karena itu, maka, oleh sebab itu, dengan demikian, jadi
b) pertambahan Berikutnya, demikian juga, kemudian, slai itu, lagi pula lalu, selanjutnya, tambahan lagi
c)perbandingan Dalam hal yang sama, lain halnya, sebaliknya, lebih dari itu, berbeda dengan itu
d)pertentangan Akan tetapu. Bagaimanapun, meskipun begitu, namun, sebaliknya, walaupun demikian
e)tempat Nerldelatam demgam oti. Doseneramg sama. Tak jauh dari sana, di bawah, persis di depanl..., di sepanjang...
f)tujuan Agar/su[aya, untuk/guna, untuk maksud itu
g)waktu Baru-baru ini, beberapa saat kemudian, mulai, sebelum, segera, sesudah, sehak,
h)singkatan Singkarnya/ pendeknya, ringkasnya, akhirnya, sebagai simpulan, pendek kata
Contoh penggunaan dari atas:
Contoh A) menyatakan hubungan akibat atau hasil:
Di pulau Jawa, Bali, Madura, dan Lombok, jumlah tenaga kerja berlebihan, sedangkan di pulau lain kekurangan. Oleh sebab itu, sebagian tenaga kerja dari keempat pulau tersebut dipindahkan ke pulau-pulau lain yang kekurangan tenaga kerja. Dengan demikian akan terjadi pemerataan tenaga kerja di Indonesia.
Contoh B) menyatakan hubungan pertambahan:
Deterjen tidak hanya cocok dipakai untuk mencuci bahan yang kasar, tetapi cocok juga untuk mencuci bahan yang halus seperti sutra. Selain itu, deterjen dapat juga dipakai untuk mencuci perabot dapur. Lagi pula, perabot yang dicuci dengan bubuk deterjen ini warnanya tidak pudar. Tambahan lagi, deterjen ternyata juga tidak merusak kulit tangan pemakainya.
Contoh (C) menyatakan hubungan perbandingan:
Dalam menghormati wanita, tampaknya orang barat lebih baik dari orang timur. Kalau kita perhatikan cara-cara orang timur, seperti orang Jepang, Cina, India, Thailand memperlakukan wanita, akan timbul kesan bahwa wanita sebagai golongan yang harus mengabdi kepada pria sehingga dalam banyak hal pria menjadi golongan yang utama. Lain halnya di Eropa, orang barat begitu mengutamakan wanita. Slogan ladies first bukan hanya omong kosong yang tak terbukti. Dalam tatakrama barat, kedudukan wanita paling tidak sudah sama dengan pria, walaupun belum dapat dikatakan lebih tinggi.
Contoh (D) menyatakan hubungan pertentangan:
Manusia diturunkan Tuhan untuk memanfaatkan semua isi alam ini termasuk memakan daging binatang. Namun, manusia tidak diijinkan menyakiti, menyiksa, apalagi menyia-nyiakan binatang. Siapa yang menyiksa binatang berdosa besar. Sebaliknya, siapa yang menolong dan mengasihi binatang akan mendapat pahala yang besar.
Contoh (E) menyatakan hubungan tempat:
Bila anda melintas di jalan Manggarai Utara, persis di depan taman tampak sembilan tukang jahit. Mereka berjajar dengan mesin jahitnya masing-masing yang sebagian besar catnya terkelupas. Agar dapat bekerja dengan nyaman, mereka berlindung di bawah tenda plastik. Pemandangan seperti ini pun dapat anda temukan di sepanjang jalan Jartinegara atau jalan Slamer Riyadi, Jakarta Timur.
(disadur dari ”Penjahit Pinggir Jalan”, Kompas, 19 September 1997)
Contoh (f) menyatakan hubungan tujuan:
Sidang istimera MPR akan digelar dan sudah pasti memerlukan pengamanan. Untuk maksud itu, pimpinan MPR telah mengirim surat kepada Panglima TNI, Panglima Kodam V Jayakarta, Pangkostrad, dan Kapolri meminta bantuan pengamanan. Untuk mengamankan si MPR ini Polri akan dibantu oleh TNI mengingat jumlah anggota Polri yang terbatas dibanding dengan tugas kamtib yang diembannya. Agar terjalin komunikasi yang baik, hendaknya persiapan pengamanan bagi musyawarah para wakil rakyat yang menentukan nasib bangsa itu dilakukan dari jauh-jauh hari.
Contoh (g) menyatakan hubungan waktu:
Sejak bayi, Rere selalu kami ajak berkomunikasi. Mulai usia dua minggu, ketika matanya sudah mulai menatap, kami tidak hanya menganggapnya sebagai bayi, tetapi ”manusia dewasa”. Saat dia pipis, kami selalu memintanya untuk mengangkat kaki guna memudahkan pengantian popoknya. Beberapa minggu kemudian, dia mulai paham dengan maksud kami tersebut. Ketika usianya memasuki minggu ketujuh, Rere tidak hanya paham, tapi dapat melakukannya. Terkadang dia sudah mengangkat kakinya, sebelumnya perintah tersebut kami ucapkan.
(disarikan dari ”Angkat Kakinya...” Nakita, No. 27, 9 Oktober 1999)
Contoh (h) menyatakan hubungan singkatan:
Lalu lintas di persimpangan jalan di Jakarta banyak yang macet dan kacau. Kendaraan berpenumpang, terutama angkutan umum, seperti bus besar sedang, mikrolet, saling serobot. Kendaraan yang lebih kecil seperti bajaj dan sepeda motor. Pendek kata, semua jenis kendaraan turut ambil bagian memacetkan persimpangan jalan di Jakarta.
Gimana setelah baca penjelasan di atas. Lo pasti bisa ya, gw yakin kok, apalagi yang sedang dipelajari sekarang bahasa kita. Akan tetapi, bahasa kita pun memiliki aturan-teman. Kesimpulannya, kita bisa mengait-ngait kalimat di dalam satu paragraf / alinea dengan menggunakan dua persyaratan di atas, yaitu 1) setiap paragraf hanya boleh ada satu ide dan 2) untuk menjaga agar dalam satu paragraf hanya ada satu ide, kita memerlukan repetisi kata dan frasa jasa kata ganti, kata dan frasa penghubung. Khusus untuk repetisi kata, kita tidak boleh sering mengulangnya karena mungkin akan membuat para pembaca bosan. Oleh karena itu, kita menggunakan kata jasa ganti. Untuk mendapatkan kata jasa ganti yang powerfull, kita mungkin harus memperbanyak wawasan tentang sinonim kata-kata tersebut. Ok! Gimana! Insya Allah, kita bisa. Semoga bermanfaat ya teman. Untuk yang belum jelas, kamu bisa tanyakan kepada saya atau kamu bisa cari di sumber lain, terserah kamu ya.
Wallahu a’lam.
Sumber: buku ”Komposisi Bahasa Indonesia: Untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa”, karya Lamuddin Finoza.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar